Monday, August 27, 2012

Books Review

1) Habibie & Ainun


Buku ini aku beri rating 4/ 5. Ceritanya mengalir; dari awal mula Pak Habibie bertemu dengan Ibu Ainun sampai akhir hayat Ibu Ainun. Cerita ini juga membuat saya iri dengan kisah cinta Pak Habibie dan Ibu Ainun!!! Beruntung dan bahagianyaa bisa bertemu soulmate sejati. Huhu.
Di buku ini Pak Habibie juga nggak nge- judge orang orang Indonesia yang bekerja di luar negeri bukan di negara sendiri.
Ngomong- ngomong, sampai sekarang aku masih berpikir bahwa buku ini nggak ada di edit loh. Apa yang ditulis Pak Habibie langsung dicetak ke buku ini.







2) Ganti Hati

Buku ini aku beri rating 4/ 5. Sebenarnya tau Pak Dahlan Iskan ketika buku ini dibeli oleh saudara. Terus, aku beli juga bukunya. Sangat terkesan dengan perjuangan beliau dari miskin yang sampai nggak punya sepatu sampai bisa seperti sekarang. Terkesima juga membaca cerita beliau yang habis dioperasi tetapi tetap bersikeras menjalankan kewajiban pekerjaannya. Hal yang membuat aku merinding adalah ketika aku melihat foto hati Pak Dahlan Iskan. Aduhhhh, ngeliatnya di foto aja udah lemes.









3) Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Buku ini aku beri rating 3/ 5. Rasanya buku ini nggak seperti 2 buku sebelumnya. Di buku ini alur ceritanya sedikit membingungkan(buat aku). Mungkin karena baru aku baca sekali ya (biasanya aku suka ngulang lagi baca kalau udah selesai).













Personally aku paling suka baca buka Habibie Ainun. Dan rencananya buku ini akan diadaptasi dalam bentuk movie. Can't wait:)

Friday, August 10, 2012

Jangan salah artikan ramadan.

Menjelang ramadan, aku sering dapet broadcast message melalui ponsel tentang bagaimana menamatkan Al Quran 30 Juz selama 30 hari. Bagus sih, karena membaca Al Quran di bulan puasa mendapatkan pahala yang lebih dibandingkan dengan bulan bulan yang lain apalagi mengkhatamkannya, tetapi aku berpikir betapa egoisnya kita yang hanya mau membaca Al Quran di bulan ramadan saja. Jujur aja, selain bulan puasa, aku juga tidak begitu rutin membaca Al Quran, tetapi di bulan ramadan malah mau mengkhatamkan seolah balas dendam terhadap 11 bulan yang lain. Bukankah lebih baik jika kita rutin membaca Al Quran? Bukan hanya di bulan suci ramadan aja. Jika kita rutin, maka pada bulan puasa kita bisa belajar sedikit demi sedikit mengenai terjemahan Al Quran. Sempatkan diri untuk membaca terjemahan ayat ayat Al Quran juga, ini membuat kita merinding!!! Atau sempatkan diri selain membaca surat surat seperti Al Waqiah, Al Mulk, Al Kahfi, dst. sehari hari.

Selain itu, banyak sekali orang yang menganggap bahwa solat 5 waktu di bulan puasa harus dijaga. Nah lo, jadi selain bulan puasa? Nggak solat gitu? Yang bener adalah solat 5 waktu senantiasa harus dijaga kapan pun itu. Di bulan ramadan, kita bisa melipat gandakan pahala dengan solat 5 waktu di awal waktu. Kalau biasanya di 11 bulan yang lain solatnya selalu mepet mepet waktunya, di bulan ramadan, begitu mendengar adzan langsung solat. Atau kalau biasanya cuma solat wajibnya aja, ini ditambahin dengan solat sunnat nya.

Selanjutnya, ketika di bulan ramadan, kita banyakkk banget mengatur jadwal berbuka puasa bersama atau sahur on the road (SOTR). Hal yang sangat positif karena sekalian berbuka bersama, sekalian reunian, sekalian mempererat tali silaturahmi. Sahur on the road (SOTR) juga membuat kita berbagi dengan orang orang yang kurang mampu dengan kita. Hal yang membuat aku heran adalah, dengan adanya jadwal buka bersama atau sahur on the road malah membuat sebagian orang lalai akan solatnya (Magrib atau Subuh). Mikirnya, karena buka bersama jadi nggak perlu menunaikan maghrib ya? Atau karena udah berbuat kebaikan di sahur on the road (SOTR) jadi solat subuhnya bisa ditinggalin? Ini aku nggak ngerti banget deh. Ya solat wajib harus dilaksanakn juga kan?

Sebenarnya, bulan puasa ini adalah bulan bonus bagi kita. Dimana kita biasa melipatgandakan pahala dari yang wajib kita kerjakan sampai yang sunnah. Allah double kan pahalanya. Apalagi kakau sedekah.  Nggak di bulan ramadan aja, Allah ngeganti, apalagi di bulan puasa, double triple digantinya. Masha Allah.

Dari tulisan ini, aku sama sekali nggak mau menyinggung siapapun. Niat dari menulis ini adalah supaya kita semua sadar bahwa kita terkadang 'terperangkap' oleh kata RAMADAN. Kalau udah mendengar kata ramadan, teringatnya akan baju baru untuk hari raya, asmara subuh, jadwal buka bersama, sahur bersama, es buah, harus solat, nggak boleh bohong, nggak boleh kumur-kumur, nggak boleh ini dan itu. Sebaiknya jika kita mendengar kata RAMADAN, kita teringat akan, amal solat kita, amal sedekah kita, zakat yang harus dikeluarkan (bagi yang mampu), solat tarawih, ke mesjid, dan harus ada niat untuk TINGKATKAN AMAL.

Di minggu minggu terakhir ramadan ini, yuk mari sama sama evaluasi diri.